Unraveling the Dynamics of the 2023 Hamas-Israel War: Implications, Responses and Genocide Act?
Pendahuluan
Pada 7 Oktober 2023, waktu dini hari setempat, Hamas meluncurkan serangan roket besar terhadap wilayah selatan Israel. Hamas sendiri menyatakan bahwa 5.000 roket telah diluncurkan, militer Israel menyatakan 2.500 roket telah ditembakan. Hamas mulai memasuki wilayah Israel dari darat, laut, hingga udara. Israel mengklaim bahwa sekitar 700 orang telah dibunuh, Kementerian Kesehatan Gaza menyatakan bahwa setidaknya 400 orang meninggal akibat dari serangan tersebut. Menteri Luar Negeri Israel juga menuduh Hamas telah menyerbu rumah warga sipil dan menangkap mereka sebagai sandera.
Israel mendeklarasikan perang sebagai akibat dari peristiwa ini dan terus-menerus melakukan serangan roket udara terhadap wilayah Gaza. Beberapa hari setelahnya, Israel melakukan re-okupasi terhadap wilayah selatannya. Israel kemudian melakukan blokade secara penuh terhadap Gaza, blokade ini dilakukan dengan memotong semua jalur persediaan esensial di wilayah tersebut, termasuk makanan dan gas. Pada hari Rabu selanjutnya, listrik di wilayah Gaza diputuskan secara total. Dalam kegelapan, pesawat militer Israel terus melakukan pengeboman terhadap wilayah Gaza yang mencakup 40 kilometer dan memiliki 2.3 juta penduduk. Hingga saat ini, serangan Israel tidak berhenti dan banyak pengamat menilai bahwa taktik serangan bombardir Israel di Gaza telah merujuk pada kecenderungan “serangan yang sangat brutal” mengingat jumlah korban sipil yang terus meningkat.
Tekanan internasional kepada Israel semakin memanas ketika Israel terus memperkokoh penutupan akses yang disebut sebagai “pagar betis Israel”. Ini merujuk kepada pagar sepanjang 37 mil (60 km) terdiri dari penghalang beton bawah tanah, kawat berduri, peralatan deteksi intrusi, dan menara pengawas (Alam & Damanhoury, 2023). Ini menjadikan masyarakat Palestina cenderung tidak dapat melewati atau pergi dari kawasan tersebut. Satu-satunya cara untuk meninggalkan Gaza adalah melalui penyeberangan yang telah ditentukan oleh pihak Israel.
Posisi Israel semakin direspons keras ketika Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dengan tegas menolak seruan untuk melakukan gencatan senjata dalam perang dengan Hamas, dan menolak untuk menerima “jeda kemanusiaan” dengan syarat tertentu (Patta & Abdulkader, 2023). Intensitas serangan udara oleh pihak Israel juga terus meningkat selaras dengan operasi daratan pasukan Israel di wilayah Palestina yang berpenduduk padat. Tercatat pada 6 November 2023, bom terus menghujani wilayah Gaza sebagai respons, termasuk rentetan 450 serangan selama 24 jam terakhir.
Krisis: Sebuah Realitas bagi Masyarakat di Gaza
Per 12 November 2023, serangan Hamas telah menewaskan 1.405 nyawa di Israel dan pengeboman Israel terhadap Gaza telah menewaskan lebih dari 11.261 nyawa. Mirisnya, sudah tercatat 4.506 korban jiwa anak di Gaza. Selain korban jiwa, puluhan ribu orang terluka dari kedua belah pihak. Di bawah hukum humaniter internasional atau IHL, penduduk sipil adalah semua orang yang bukan kombatan atau pejuang. Dalam kata lain, mereka adalah siapapun yang tidak terlibat dan tidak ikut secara langsung dalam konflik bersenjata internasional (ICRC, 2014). Status perlindungan terhadap warga sipil tersebut diatur baik dalam Konvensi Jenewa 1949 dan Protokol Tambahan II maupun Hukum Kebiasaan Internasional Humaniter (Darmawan, 2013). Namun, sayangnya warga sipil tetaplah menjadi pihak yang paling dikorbankan dalam perang.
Dalam perang, warga sipil menghadapi risiko kematian, cedera, dan pengungsian secara terpaksa. Perempuan, anak-anak, para lansia, para penyandang disabilitas, dan penderita penyakit berat adalah kalangan masyarakat yang menelan konsekuensi berat dari perang. Tidak hanya itu, pada pertengahan Oktober, Israel menggunakan amunisi fosfor putih dalam pengeboman mereka di Gaza Strip (Amnesty International, 2023) yang dikategorikan sebagai tindakan ilegal. Senjata ini dapat menyebabkan luka bakar mematikan yang sulit diobati dan memerlukan perawatan khusus bagi masyarakat sipil di zona peperangan (IDN Times, 2023).
Di Gaza, infrastruktur dan pelayanan kesehatan memburuk tiap harinya; jumlah rumah sakit yang terbatas, pendanaan yang minim, teknologi yang belum memadai, impor perlengkapan medis yang sulit, kurangnya alat medis, dan rasa tidak aman menjadi hambatan utama. Imbasan dari semua faktor tersebut adalah status kesehatan buruk, angka harapan hidup rendah, tingkat kematian bayi dan ibu tinggi, prevalensi penyakit tidak menular tinggi, beserta malnutrisi akut dan kronis bagi anak-anak. World Health Organization (WHO) memperkirakan ada lebih dari 50.000 ibu hamil di Gaza yang belum mendapatkan pelayanan kesehatan dasar. Wanita dan anak perempuan di Gaza terpaksa menunda siklus menstruasi secara kimiawi dengan pil karena tidak memiliki akses ke produk pembalut dan tampon (MILLE WORLD, 2023). Mayoritas warga sipil juga sulit mengakses air bersih dan sanitasi baik sehingga para perempuan mengalami risiko infeksi dan toxic shock syndrome saat siklus menstruasi. Pada awal Oktober, salah satu rudal yang diduga milik Israel menghantam Al-Ahli Baptist Hospital di Gaza yang menewaskan ratusan warga sipil dari Palestina. Ini bukan kasus pertama infrastruktur sipil penting seperti rumah sakit dan sekolah dihancurkan.
Selain kesehatan fisik, kondisi kesehatan mental warga sipil Palestina juga berada dalam kondisi yang memprihatinkan. Tingkat gangguan mental di kalangan anak-anak dan orang dewasa warga sipil Palestina sangat tinggi karena mereka mengalami blokade selama 16 tahun dan merasakan lima perang besar (OHCHR, 2023), ditambah dengan stres akibat kemiskinan. Korban mengalami trauma karena konflik berulang, meninggal atau diculiknya orang yang dicintai, hilangnya tempat tinggal, kesulitan bertahan hidup, dan sulitnya mendapatkan makanan, air, obat-obatan. Tantangan untuk sektor ini lumayan besar, baik dalam menangani kebutuhan kesehatan mental yang sangat besar dan memastikan rehabilitasi jangka panjang bagi ratusan ribuan korban trauma.
Negara tetangga seperti Mesir dan Yordania khawatir atas pengungsian massal akibat pengeboman, serangan teroris, pembunuhan, dan penculikan. Fakta mulai terungkap bahwa dunia internasional semakin menyoroti perang Israel-Palestina; terbukti dengan banyaknya jurnalis dan peliput media massa yang dijadikan sasaran oleh Israel. Setidaknya tujuh jurnalis dan pekerja media Palestina dilaporkan tewas akibat serangan udara Israel. Selain itu, Gaza menghadapi pemadaman komunikasi yang nyaris total, sehingga para penduduk Palestina terputus dari dunia luar dan satu sama lain (Aljazeera, 2023). Dari 28 Oktober 2023, Israel memadamkan internet dan komunikasi sepanjang Gaza Strip sehingga warga, jurnalis, dan anggota tim organisasi internasional seperti Palestinian Red Crescent Society tidak dapat menghubungi personel yang terjebak. Saking terpaksanya, warga sipil Gaza menggunakan megafon masjid untuk berkomunikasi secara meluas.
Perlu diingat warga sipil dari negara manapun tidak boleh dijadikan pion dalam konflik. Serangan brutal terhadap warga sipil Palestina di Gaza harus segera ditiadakan. Blokade oleh Israel melanggar hukum dan menghancurkan seluruh masyarakat sipil Palestina secara perlahan, sehingga harus dipertanggungjawabkan sesuai dengan hukum internasional.
Bagaimana Tanggapan Negara-Negara dan Masyarakat Internasional?
Dalam perang Hamas-Israel, Amerika Serikat dan Iran menjadi dua negara dengan wujud respons yang paling signifikan. Tidak jarang, perilaku dan respons dari kedua negara menjadi perhatian utama media-media dan masyarakat global. Dalam merespons serangan mendadak Hamas kepada Israel, Amerika Serikat secara cepat memberikan respons yang serius dengan mengutuk serangan yang dilakukan oleh pihak Hamas. Tidak hanya itu, AS juga tidak segan-segan untuk memberikan label “serangan teroris” yang merujuk pada serangan yang dilakukan oleh Hamas (White House, 2023). Lebih jauh, AS juga telah mengirimkan berbagai wujud bantuan militer berupa persenjataan militer, kapal induk, konsultan perang, dan lain-lain ke Israel. Tindakan ini secara tegas mencerminkan bagaimana AS sangat serius dalam membantu Israel memerangi Hamas. Namun, penting untuk dicatat bahwa pada 6 November 2023, Presiden AS Joe Biden dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah membahas kemungkinan pelaksanaan jeda militer dari pihak Israel. Perilaku AS pada dasarnya didasarkan pada dilema atas tanggapan masyarakat dunia yang terus menyorotkan jumlah korban sipil yang terus meningkat dan mendorong AS untuk segera memposisikan diri untuk merespons isu tersebut. Lebih jauh, Uni Eropa dan negara-negara anggota NATO juga cenderung memiliki suara dukungan yang sama dengan AS.
Iran disisi lain juga menjadi salah satu aktor berpengaruh dalam perang ini. Pasalnya, Iran sendiri merupakan pihak yang kerap membiayai dan memasok pasokan persenjataan militer Hamas. Iran memang menjadi salah satu negara yang mendukung kemerdekaan Palestina dan secara langsung maupun tidak langsung telah menjadi pemasok utama bagi Hamas. Namun, penting untuk dipahami bahwa, AS sekalipun tidak dapat membuktikan keterlibatan langsung Iran dalam serangan mendadak Hamas ke Israel (Al-Kassab, 2023). Bagaimanapun juga, tidak dapat dipungkiri bahwa Iran pada saat ini telah terus mengirimkan bantuan dan dukungan di berbagai aspek untuk Palestina.
Dalam perang ini, Rusia juga mengambil respons yang cukup tegas. Presiden Rusia, Vladimir Putin mengutuk serangan Hamas namun pada saat yang sama meminta Israel untuk tidak memblokade jalur Gaza mengingat hal tersebut akan menghentikan hajat hidup orang banyak. Lebih jauh, Putin cenderung memahami perang tersebut sebagai kegagalan diplomasi AS dan menuduh AS yang hanya memberikan bantuan ekonomi Palestina sembari mengabaikan pentingnya pembentukan negara Palestina yang stabil dan kokoh. Putin menegaskan bahwa Rusia akan mengambil peran sebagai mediator dalam perang ini dan tegas untuk tidak memihak kepada salah satu pihak yang berperang (AP News, 2023).
Di sisi lain, Cina juga memiliki respons yang cukup menarik perhatian. Cina umumnya menyoroti dan mengkritik Israel yang melakukan pengeboman terhadap masyarakat sipil. Seperti pada perang Ukraina, Cina cenderung memposisikan diri sebagai negara ‘netral’ dengan pendirian ‘non-interventionist’ (Aboudouh, 2023). Tidak hanya itu, seperti biasanya Cina juga menegaskan akan pentingnya penyelesaian perang dengan pendekatan “solusi kedua negara” atau two-state solution.
Tidak dapat dipungkiri, perang ini telah menjadi perhatian bagi masyarakat dunia. Ini dicerminkan dengan berbagai wujud demonstrasi dan dukungan terbuka yang dilakukan oleh massa dari berbagai negara-negara di dunia. Masyarakat dunia terutama sangat menyoroti bagaimana masyarakat sipil terutama anak-anak menjadi korban dari peperangan. Tidak sedikit masyarakat yang melaksanakan aksi demonstrasi untuk mengecam atau bahkan mengutuk serangan brutal Israel ke wilayah Gaza.
Pendapat para Ahli dan Pengamat
Perang Hamas-Israel merupakan sebuah isu yang berkepanjangan dan tentunya cukup kontroversial. Oleh karena itu, sudah tidak asing lagi apabila permasalahan ini telah menarik banyak perhatian internasional selama beberapa dekade, khususnya perang terbarunya yang terjadi pada bulan Oktober 2023 ini. Perhatian internasional tersebut tentu juga menarik atensi para ahli dan sarjana yang berasal dari berbagai bidang tertentu. Mereka telah menjabarkan berbagai pandangan mereka mengenai perang ini dari yang tentunya mempunyai pendapat yang berbeda-beda. Permasalahan yang dibahas itu sendiri mulai dari latar belakang regional, politik, dan tentunya akademik mereka sendiri yang sesuai dengan perkara dari perang ini.
Terdapat banyak pandangan serta asumsi mengenai keadaan perang Hamas-Israel ini. Sehingga perang ini tidak hanya dapat dikatakan sebagai suatu perang antara dua negara. Dilansir dari WLWT, Dr. Nathan French mengatakan bahwa perang ini adalah masalah tanah, masalah wilayah, masalah iman, serta masalah kebanggaan dan kehormatan nasional. Tidak hanya itu, beliau juga menjelaskan mengenai alasan Hamas melakukan serangan pada Israel pada bulan Oktober lalu. Pertama serangan dilakukan karena adanya perasaan di kalangan Hamas bahwa masyarakat Israel tidak pernah terpecah belah lagi, yang kedua Hamas mungkin berpikir pihak-pihak yang berkepentingan dengan perdamaian Israel-Palestina mengalihkan perhatian, pasukan, dan sumber daya mereka ke tempat lain — terutama ke Ukraina, lalu yang ketiga Hamas mungkin ingin mengganggu perundingan tripartite yang sedang berlangsung, perundingan tiga pihak antara, AS, Arab Saudi, dan Israel, dan yang terakhir karena Hamas semakin tidak populer di Jalur Gaza dalam beberapa tahun terakhir, sehingga mereka mungkin percaya bahwa perang akan memaksa terjadinya perbincangan baru di antara mereka yang tinggal di balik tembok di Jalur Gaza (McGee, 2023). Tentu alasan ini bukan semata-mata pernyataan absolut melainkan hanya sebuah teori dan kemungkinan dari alasan mengapa Hamas kembali menyerang Israel. Teuku Rezasyah seorang pengamat Hubungan Internasional dari Universitas Padjajaran dalam interviewnya di Podcast Deddy Corbuzier mengatakan bahwa tingkat teknologi serta persenjataan Israel relatif lebih maju dan lebih canggih dibandingkan dengan Palestina. Sehingga Israel dapat dengan mudah untuk melakukan serangan balik secara efektif.
Tentu dengan berbagai alasan mengapa perang ini terjadi antara satu dengan yang lain, terdapat satu hal yang pasti bahwa selama terjadinya perang kedua pihak secara jelas telah melakukan kejahatan perang yang melanggar hak asasi manusia dan hukum perang itu sendiri. Dilansir dari AP NEWS 2023, David Crane, seorang pakar hukum internasional Amerika mengatakan dengan jelas bahwa “Penargetan yang disengaja terhadap warga sipil dan objek-objek sipil tanpa alasan yang diperlukan oleh militer untuk melakukannya adalah kejahatan perang, titik.” Tidak hanya itu, Omar Shakir, Direktur Human Rights Watch Israel dan Palestina merujuk pada Hamas, mengatakan bahwa penembakan warga sipil secara massal, menyandera, termasuk Perempuan dan anak-anak merupakan sebuah pelanggaran berat terhadap hukum internasional sehingga tidak dapat dibenarkan. Shakir juga secara jelas mengatakan bahwa Israel sebaliknya cenderung mengarah kepada perilaku berstatus kejahatan perang dengan memutus listrik, air, makanan, dan memblokir bantuan masuk ke jalur Gaza.
Bagaimana kedepannya?
Perang di antara kedua pihak ini tentu akan sangat sulit untuk diprediksi mengingat diperlukannya pemahaman yang mendalam dan perhatian pada kompleksitas isu ini. Ini juga tidak terlepas dari situasi yang kerap menandai naik turunnya ketegangan, eskalasi, dan gencatan senjata yang telah berulang kali berakhir dengan cara yang hampir sama. Perang ini sendiri menjadi cerminan dari akar permasalahan yang begitu dalam dan melibatkan sejarah, wilayah, perbedaan arah politik, dan interpretasi identitas.
Untuk saat ini, keberlanjutan perang sangat bergantung pada banyak faktor dan tingkat kesediaan aktor-aktor terlibat untuk mencari jalan keluar. Meskipun begitu, hal ini terkesan mustahil terjadi dalam waktu dekat mengingat dalam perang, situasi dapat berubah dengan sangat cepat. Idealnya, resolusi perang yang damai dan langgeng akan menjadi hasil terbaik, namun pencapaiannya terbukti sulit selama bertahun-tahun.
Sebuah Catatan: Memahami Lekatnya Isu Genosida di Pihak Israel
Pada dasarnya penting untuk memahami arti dari istilah genosida yang mana salah satu definisi dan prinsip-prinsipnya dapat ditemukan pada UN Convention On The Prevention And Punishment of the Crime of Genocide atau Konvensi tentang Penghindaran dan Hukuman Kejahatan Genosida yang diadopsi oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada 9 Desember 1948. Genosida dapat dipahami sebagai sebuah kejahatan yang dilakukan dengan maksud untuk menghancurkan suatu bangsa, suku, ras, atau kelompok religius, baik secara keseluruhan maupun sebagian. Dalam Konvensi Genosida 1948, wujud-wujud genosida umumnya mencakup: (1) Membunuh anggota dari suatu kelompok; (2) Menyebabkan kerugian fisik atau mental yang serius terhadap anggota dalam suatu kelompok; (3) Dengan sengaja menimbulkan kondisi kehidupan kelompok yang diperkirakan akan mengakibatkan kehancuran fisik seluruhnya atau sebagian; (4) Menerapkan tindakan yang dimaksudkan untuk mencegah kelahiran di dalam kelompok; (5) Memindahkan secara paksa anak-anak dari suatu kelompok ke kelompok lainnya.
Berdasarkan definisi tersebut maka tidak mengherankan serangan Israel yang tidak kunjung berhenti di Gaza menjadi sorotan dan kerap dinilai sebagai sebuah intensi genosida. Hal ini tercermin dari wujud respons-respons beberapa pemimpin negara dari wilayah Arab dan Amerika Latin serta masyarakat yang melakukan demonstrasi di seluruh dunia. Mustafa Barghouti, Sekjen dari Palestinian National Initiative bahkan menilai tindakan Israel bukan hanya sebatas genosida tetapi juga “hukuman kolektif” bagi lebih dari 6.000 anak-anak di Gaza.
Lebih jauh, tindakan-tindakan Israel seperti bombardir tanpa henti, penutupan akses kebutuhan masyarakat sipil, penutupan akses bagi masyarakat untuk pergi dari Gaza, serangan yang menargetkan kamp-kamp pengungsi, rumah sakit, dan sekolah, serta pembiaran terhadap ribuan ibu hamil dan ribuan anak-anak di wilayah target bombardir, semakin membuat Israel lekat dengan status genosida. Apabila ditinjau dari prinsip-prinsip dasar Hukum Humaniter Internasional atau IHL, serangan bombardir Israel juga cenderung kontradiktif dengan prinsip kebutuhan militer atau military necessity. Hal ini membuat posisi Israel semakin gelap dan tidak dapat dilegitimasi apapun alasannya.
Pada akhirnya, kami selaku penulis memahami bahwa tujuan kajian ini merupakan kajian objektif yang didasari pada realitas yang faktual dan dihadiri dengan data-data dan sumber yang kredibel. Respons dan dinamika didalam tubuh PBB maupun respons pemerintah Indonesia tidak kami kaji pada tulisan ini mengingat diperlukannya tinjauan yang lebih luas serta pemahaman atas latar belakang yang kompleks.
Bagaimanapun juga, Kami setuju bahwa serangan bombardir Israel terhadap masyarakat Palestina di Gaza sangat tidak dapat dibenarkan dan Kami berdoa agar cahaya harapan dapat terus menyinari masyarakat di sana.
Amidst Gaza’s cries, where hope takes flight,
Tears and pain in the darkest night.
Anger and sorrow, hearts aflame,
Empathy’s call, love’s gentle flame.
For Palestine’s people, in unity, we plea,
In compassion’s embrace, a brighter day.
#WeStandWithPalestine #PeaceForPalestine
Penulis
Fransiskus (HI’21), Ken Prama Abyasa (HI’22), Muhammad Haekal Nasution (HI’22), dan Amelia Rahma Putri Aldrin (HI’23)
Editor
Alya Rachma Diva (HI’21), Ficho Marcelo (HI’21)
Daftar Pustaka
Aboudouh, A. (2023, October 25). China’s approach to the war in Gaza is not anti-Israel. It’s designed to contain the US. Chatham House. Retrieved October 29, 2023, from https://www.chathamhouse.org/2023/10/chinas-approach-war-gaza-not-anti-israel-its-designed-contain-us
AJLabs. (2023, November 12). Israel-gaza war in maps and charts: Live Tracker. Al Jazeera. Retrieved November 13, 2023, from https://www.aljazeera.com/news/longform/2023/10/9/israel-hamas-war-in-maps-and-charts-live-tracker
Al-Kassab, F. (2023, October 26). What is the ‘axis of resistance’ of Iran-backed groups in the Middle East? NPR. Retrieved October 29, 2023, from https://www.npr.org/2023/10/26/1208456496/iran-hamas-axis-of-resistance-hezbollah-israel
Amnesty International. (2023, October 31). Evidence of Israel’s unlawful use of white phosphorus in southern Lebanon as cross-border hostilities escalate. Retrieved November 2, 2023, from https://www.amnesty.org/en/latest/news/2023/10/lebanon-evidence-of-israels-unlawful-use-of-white-phosphorus-in-southern-lebanon-as-cross-border-hostilities-escalate/
AP News. (2023, October 25). Russia maneuvers carefully over the Israel-Hamas war as it seeks to expand its global clout. AP News. Retrieved October 29, 2023, from https://apnews.com/article/russia-israel-hamas-putin-palestinians-mideast-efa2b7f3765aadbf6934839ea5fcd16b
BearNews. (2023, October 10). Indonesian president: Immediately resolve Palestine-Israel conflict according to UN-agreed parameters. Benar News. Retrieved October 31, 2023, from https://www.benarnews.org/english/news/indonesian/jokowi-israeli-occupation-palestine-cause-conflict-10102023131333.html
CNBC Indonesia. (2023, October 20). Keras! Jokowi Bicara Perang Israel-Hamas di Forum Arab-ASEAN. CNBC Indonesia. Retrieved October 31, 2023, from https://www.cnbcindonesia.com/news/20231020170248-4-482381/keras-jokowi-bicara-perang-israel-hamas-di-forum-arab-asean
Darmawan, N. K. S. (2013, May 1). Perlindungan Hukum terhadap Warga Sipil Dalam perang Bersenjata (non-internasional) Libya Ditinjau Dari PERSPEKTIF Hukum Humaniter Internasional. Kertha Semaya : Journal Ilmu Hukum. https://ojs.unud.ac.id/index.php/kerthasemaya/article/view/5363
Goggin, B. (2023, October 13). Israel used white phosphorus weapons in Gaza, says Human Rights Group. NBCNews.com. Retrieved November 2, 2023, from https://www.nbcnews.com/news/world/israel-white-phosphorus-weapons-gaza-human-rights-group-rcna120272
Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health. (2023, October 20). The humanitarian health effects of the israel-hamas war among civilians in Gaza. Retrieved October 27, 2023, from https://publichealth.jhu.edu/2023/the-humanitarian-health-effects-of-the-israel-hamas-war-among-civilians-in-gaza
McGee, J. (2023, October 11). Miami University professor explains the conflict between Israel and Hamas. WLWT. https://www.wlwt.com/article/miami-university-professor-conflict-israel-hamas/45502152
Martínez, A. (2023, October 23). Israel-Hamas war takes toll on Israeli and Palestinian civilians’ mental health. NPR. Retrieved October 27, 2023, from https://www.npr.org/2023/10/23/1207933448/israel-hamas-war-takes-toll-on-israeli-and-palestinian-civilians-mental-health
News Northwestern. (2023, October 12). Experts available on the Israel-Hamas war. News.northwestern.edu. https://news.northwestern.edu/stories/2023/10/experts-available-on-the-israel-hamas-war/?fj=1
Staff Maktoob. (2023, October 28). Gaza residents use mosque megaphones for communication amid total blackout. Maktoob media. Retrieved October 31, 2023, from https://maktoobmedia.com/world/gaza-residents-use-mosque-megaphones-for-communication-amid-total-blackout/
Stepansky, J., & Najjar, F. (2023, October 28). Israel-hamas war updates: Israeli Ground Forces expanding Gaza Operations. Al Jazeera. https://www.aljazeera.com/news/liveblog/2023/10/27/israel-hamas-war-live-israel-bombs-gaza-overnight-more-than-7000-dead
Team Mille. (2023, October 26). Women and girls in Gaza are chemically-delaying their periods- here is how one clinic aims to help. MILLE WORLD. Retrieved November 1, 2023, from https://www.milleworld.com/women-and-girls-in-gaza-are-chemically-delaying-their-periods-here-is-how-one-clinic-aims-to-help/
United Nations. (2023, October 12). Israel/Occupied Palestinian territory: UN experts deplore attacks on … Office of the High Commissioner for Human Rights. Retrieved October 27, 2023, from https://www.ohchr.org/en/press-releases/2023/10/israeloccupied-palestinian-territory-un-experts-deplore-attacks-civilians
White House. (2023, October 20). Remarks by President Biden on the United States’ Response to Hamas’s Terrorist Attacks Against Israel and Russia’s Ongoing Brutal War Against Ukraine. The White House. Retrieved October 29, 2023, from https://www.whitehouse.gov/briefing-room/speeches-remarks/2023/10/20/remarks-by-president-biden-on-the-unites-states-response-to-hamass-terrorist-attacks-against-israel-and-russias-ongoing-brutal-war-against-ukraine/
Youssef, H. (2023, October 23). How the israel-hamas war impacts regional relations. United States Institute of Peace. Retrieved 27 October, 2023, from https://www.usip.org/publications/2023/10/how-israel-hamas-war-impacts-regional-relations
Zain, L. (2023, November 1). 4 Bahaya Fosfor putih Bagi Kesehatan, Bisa Berakibat fatal. IDN Times. Retrieved November 2, 2023, from https://www.idntimes.com/health/fitness/laili-zain-damaika-1/bahaya-fosfor-putih-bagi-kesehatan?page=all