Kajima HIMA HI UNPAD
10 min readMar 31, 2023

Aksi Global dalam Merespons Bencana Gempa Bumi Turki-Suriah: Formalitas atau Bukti Nyata Solidaritas Keamanan Manusia?

https://awsimages.detik.net.id/community/media/visual/2023/02/09/potret-kerusakan-di-turki-suriah-yang-tewaskan-15000-orang-6_43.jpeg?w=700&q=90

Gempa adalah bencana alam yang dapat menimbulkan kerugian dalam bentuk yang signifikan. Kehancuran yang dapat dibawa oleh bencana alam gempa bumi dapat terlihat dengan kehancuran daerah Kahramanmaras yang dilanda gempa berskala 7.8 sr dilanjut dengan gempa berskala 7.5 sr. Gempa tersebut diberi julukan gempa Kahramanmaras berdasarkan tempat terjadinya. Gempa Kahramanmaras sendiri merupakan titik pusat dari gempa bumi Turki-Suriah tahun 2023 yang menarik banyak perhatian beberapa waktu lalu. Dilansir Reuters, gempa bumi Turki-Suriah memberikan dampak kepada lebih dari 24 juta orang. Saat ini telah menelan lebih dari 56.000 korban jiwa dan 125.000 orang dengan cedera nonfatal. Lebih jauh, gempa bumi ini juga telah memaksa lebih dari dua juta orang untuk mengungsi akibat skala kehancuran bangunan yang sangat besar.

Mengetahui beberapa fakta tersebut, tidak mengherankan jika Gempa Kahramanmaras yang terjadi pada sebagian negara Turki dan Suriah menarik perhatian dunia. Banyak pihak dari masyarakat internasional maupun negara-negara turun tangan untuk membantu kedua negara yang terkena bencana gempa. Namun, muncul pertanyaan besar ketika dunia internasional berupaya memahami apakah tepat untuk menyatakan bahwa bantuan yang diberikan oleh negara-negara maupun masyarakat internasional merupakan bukti nyata adanya solidaritas keamanan manusia? Ataukah hanya sekadar formalitas untuk mempertahankan relevansi dalam dunia yang global ini? Lebih jauh, dapat ditemukan juga berbagai upaya penggiringan opini terkait dengan alasan mengapa terdapat perbedaan perlakuan dunia internasional terhadap Turki maupun Suriah yang sama-sama mengalami bencana besar ini.

Respons Masyarakat Internasional terhadap Bencana Gempa Bumi Turki-Suriah

Peristiwa gempa besar yang menimpa wilayah Turki dan Suriah tentunya membuat banyak pihak berupaya mengulurkan bantuan ke negara tersebut. Bantuan kemanusiaan yang disalurkan beragam bentuknya, mulai dari bantuan logistik, medis, dan peralatan evakuasi modern. Selain itu pasukan SAR (Search and Rescue) dari berbagai negara juga turut diterjunkan untuk membantu proses evakuasi. Maka dari itu, bantuan yang diberikan bersifat long term mulai dari proses evakuasi hingga penanganan pengungsi dan post effect lainnya.

Dilansir CNN, ada lebih dari 100 negara yang memberikan bantuan kepada Turki dan Suriah dengan skala bantuan yang cukup beragam. Beberapa negara bahkan menyediakan bantuan berupa personel hingga anjing pelacak untuk proses evakuasi. Sementara itu, PBB melalui badan badannya telah melakukan berbagai upaya untuk membantu para korban yang terdampak. World Health Organization (WHO) telah mengirimkan berbagai bantuan kesehatan untuk menjangkau sekitar 400 ribu korban yang terdampak. Sementara itu World Food Program (WFP), program pangan dunia, telah memberikan cakupan skala bantuan yang lebih luas, dengan jangkauan hingga 1,7 juta korban di kedua negara. Berbagai organisasi palang merah di dunia pun turut membantu penyaluran bantuan bagi para korban bencana.

Bantuan logistik yang diberikan oleh berbagai negara umumnya dibawa oleh pesawat angkut negara tersebut, contohnya Indonesia yang menggunakan pesawat Hercules C-130. Bantuan keuangan juga menjadi salah satu opsi bantuan yang banyak dipilih oleh berbagai negara, seperti Kamboja yang menyumbangkan 100 ribu dolar serta Kanada yang turut menyumbang hingga 40 juta dolar. Selain bantuan yang umum yang telah diberikan, terdapat juga bantuan “unik”. Seperti Qatar yang turut memberikan hingga 10 ribu kabin dan karavan yang digunakan pada perhelatan piala dunia untuk para pengungsi bencana tersebut.

Bantuan yang diberikan kepada para korban tentu memberikan dampak signifikan. Bantuan logistik berupa makanan hingga medis memberikan dampak besar bagi para pengungsi untuk bisa bertahan. Bantuan-bantuan berupa alat evakuasi juga membantu proses kedepannya dalam pembersihan puing-puing bangunan sehingga proses pembangunan ulang pemukiman warga bisa direalisasikan dengan efisien.

Selain dari sisi teknis, bantuan-bantuan yang diberikan juga berdampak pada hal lain. Contohnya adalah pembukaan perbatasan antara Turki dengan beberapa daerah Suriah (yang dikuasai oleh pemberontak). Pembukaan perbatasan oleh pemerintah Turki ini didorong oleh kondisi warga Suriah yang tinggal di berbagai provinsi Turki yang terdampak. Banyak dari mereka tidak memiliki kerabat di sana. Hal tersebut membuat banyak warga tersebut melakukan perjalanan ke Suriah untuk sementara. Gelombang kembalinya para pengungsi Suriah dari Turki ke negara asalnya juga disebabkan karena tujuan awal mereka ke Turki hanya untuk menghindari peperangan di tanah asalnya. Maka dari itu, dengan kondisi chaos yang terjadi pasca gempa mereka memutuskan untuk kembali ke negara asalnya. Selanjutnya, apabila tidak ada ancaman keselamatan lagi di tempat asalnya, mereka akan memilih untuk tidak kembali ke Turki. Berdasarkan peraturan yang diterapkan oleh pemerintah, mereka diizinkan kembali ke Turki apabila mereka tidak tinggal di Suriah lebih dari enam bulan. Semenjak ditutup karena konflik berkepanjangan, wilayah seperti Bab al-hawa telah dibuka untuk membantu penyaluran bantuan bagi para korban di Suriah. Dengan begitu, para pengungsi Suriah di Turki juga bisa kembali bertemu keluarganya yang tinggal di daerah Suriah tersebut. Sedikit perubahan positif di masa post effect bencana tersebut dengan total hingga 15 ribu pengungsi memasuki perbatasan Bab al hawa.

Memahami Perbedaan Perilaku dan Skala Bantuan kepada Turki dan Suriah

Salah satu topik menarik yang muncul dalam pemberitaan adalah terkait dengan pertanyaan “mengapa terdapat perbedaan skala dan wujud bantuan kemanusiaan antara Turki dengan Suriah?” Pada dasarnya, memang terdapat beberapa perbedaan signifikan mengenai pemberian bantuan oleh negara dan organisasi internasional. Misalnya saja Perserikatan Bangsa-Bangsa yang mengalokasikan dana sebesar 1,397 miliar dolar AS untuk korban gempa Suriah-Turki, dana tersebut terbagi dengan Suriah menerima 397 juta dolar AS dan Turki sebesar 1 miliar dolar AS. Dilansir dari Devex, UNOCHA juga telah menjanjikan dana bantuan senilai 229,4 juta dolar AS, dengan Turki mendapatkan 72,9 juta dolar AS dan Suriah mendapatkan 156,5 juta dolar AS. Sedangkan per 22 Februari 2023, UNICEF sendiri telah menerima dana bantuan sebesar 22 juta dolar AS untuk bantuan Turki yang akan menjangkau sampai 3 juta orang termasuk 1,5 juta anak-anak, dan per 26 Februari 2023, UNICEF juga telah menerima 49,8 juta dolar AS dari target dana sebesar 122,9 juta dolar AS untuk bantuan kemanusian terhadap Suriah.

Disisi lain, Bank Dunia secara langsung telah menyetujui untuk memberikan dana pemulihan dan rekonstruksi untuk Turki, meskipun disisi lain belum ada pernyataan resmi mengenai bantuan kemanusiaan untuk Suriah dari Bank Dunia. Hal ini tidak semata-mata terjadi karena adanya perbedaan pandangan politik, tetapi karena kurangnya kredibilitas pemerintahan Suriah dalam mengelola pendanaan yang akan diberikan. Melalui website Foreign Policy, kredibilitas pemerintah Suriah dipertanyakan karena adanya diskriminasi terhadap masyarakat yang dikuasai oleh oposisi. Kepentingan masing-masing pihak menjadi salah satu permasalahan dalam pemberian dana bantuan. Hal ini terjadi karena masih berlangsungnya perang saudara di Suriah yang juga menyulitkan berbagai bantuan kemanusiaan untuk masuk secara langsung ke tempat yang sedang terdampak bencana.

Selain itu, terdapat Jerman sebagai penyumbang terbesar kedua gempa Turki-Suriah dengan bantuan dana sebesar 108 juta dolar AS. Bantuan dari Jerman tersebut terbagi dengan Turki mendapatkan bantuan sebesar 41 juta dolar AS dan Suriah sebesar 67 juta dolar AS. Uni Emirat Arab juga mengirimkan dana sebesar 100 juta dolar AS untuk gempa Turki-Suriah dengan masing-masing Turki dan Suriah mendapatkan 50 juta dolar AS, serta tambahan 13,6 juta dolar AS untuk Suriah. Tidak hanya itu, Bank Dunia juga memberikan dana sebesar 1,78 miliar dolar AS kepada Turki untuk rekonstruksi dan pemulihan pasca gempa. Meskipun begitu, masih terdapat ketidakjelasan terkait bagaimana respons mengenai dana yang akan diberikan untuk Suriah, tetapi Bank Dunia telah mengestimasi dana yang diperlukan untuk rekonstruksi dan kerugiannya yang mencapai 5,2 miliar dolar AS.

Maka dari itu, berdasarkan beberapa contoh dari fakta diatas, tidak mengherankan ada pihak-pihak yang mencoba menggiring opini publik terkait dengan alasan dan pertimbangan politik pada saat beberapa pihak didapati memiliki perbedaan perilaku dalam memberikan bantuan kepada Turki maupun Suriah. Namun, penting untuk digarisbawahi bahwa perbedaan bantuan kemanusiaan untuk bencana gempa bumi Turki-Suriah terjadi karena adanya beberapa faktor yang kompleks dan tidak benar jika disederhanakan atas dasar alasan pertimbangan politik saja. Tidak jarang pihak pemberi bantuan seperti PBB misalnya yang memberi pernyataan bahwa Suriah sudah mendapatkan dana dari komunitas kemanusiaan bahkan jauh sebelum terjadinya gempa bumi dengan jumlah senilai 4,8 miliar dolar AS di awal tahun 2023. Sedangkan untuk Turki sendiri tidak memperoleh hal tersebut. Hal tersebut menjadi salah satu alasan mengapa PBB memberikan dana bantuan yang lebih banyak kepada Turki dibandingkan dengan Suriah. Lebih jauh, terdapat juga faktor hubungan diplomasi antar negara yang mempengaruhi aktor-aktor negara dalam pemberian dana bantuan untuk Turki dan Suriah. Pertimbangan atas tingkat stabilitas politik dalam negeri masing-masing negara, baik Turki maupun Suriah juga kerap menjadi pertimbangan utama para pemberi bantuan. Hal ini disebabkan para pemberi bantuan berusaha semaksimal mungkin untuk dapat memperoleh kepercayaan dan tanggung jawab penuh atas bantuan yang diberikan agar tepat sasaran.

Studi Kritis Keamanan Manusia: Sebuah Gugatan

Melalui kacamata Studi Hubungan Internasional tepatnya melalui Studi Kritis Keamanan Manusia atau Critical Human Security Studies (CHSS), kita dapat menemukan bagaimana eksistensi kompleksitas dan pertimbangan faktor sosial dan ekonomi-politik menjadi faktor pendorong yang menjadi dasar kerentanan keamanan manusia di Turki dan Suriah di luar faktor bencana alam yang terjadi. Studi Kritis Keamanan Manusia memang tidak menyoroti fenomena alam, tetapi justru memberikan pemahaman yang jauh lebih mendalam terkait faktor sosial dan ekonomi politik yang justru memperparah tingkat kerentanan yang berujung pada dampak dalam skala dahsyat yang seharusnya mampu dicegah.

Misalnya, dalam kasus Turki dapat ditemukan bahwasannya sikap acuh dan ketidakteraturan pembangunan akibat urbanisasi menyebabkan konsentrasi populasi rentan dengan infrastruktur buruk meningkatkan kerentanan masyarakat ketika terjadi gempa bumi. Sedangkan di sisi lain, di Suriah misalnya, dapat ditemukan bagaimana kompleksitas konflik politik menciptakan kondisi pengungsi yang terpaksa tinggal di pemukiman atau perumahan dengan pembangunan yang sangat tidak layak dan juga meningkatkan kerentanan mereka ketika terjadi gempa bumi.

Maka dari itu, Studi Kritis Keamanan Manusia kerap memberikan sorotan lebih dan dorongan kepada masyarakat internasional untuk lebih memperhatikan dan peduli terhadap faktor-faktor sosial dan politik-ekonomi yang kerap kali tidak memperoleh sorotan. Padahal faktor-faktor ini sesungguhnya adalah hal-hal yang dapat memberikan dampak dan peranan penting dalam memotong gap antara tingkat kerentanan dan tingkat dampak yang diberikan ketika terjadi suatu bencana alam yang tentunya tidak dapat dikontrol oleh manusia. Dengan kata lain, dengan memperhatikan dan menyoroti lebih dalam cakupan-cakupan ini maka tingkat dampak akan sangat mungkin diperkecil.

Lebih jauh, ini memberikan pelajaran berharga bagi masyarakat internasional untuk lebih peduli terhadap hal-hal yang kerap tidak diperhatikan ketika menyangkut dengan keamanan manusia. Kini dunia dan masyarakat internasional harus dapat memperhatikan wujud bantuan lain yang tidak hanya membantu Turki dan Suriah untuk pulih, tetapi juga dengan memberikan perhatian terhadap faktor sosial dan ekonomi-politik dengan wujud bantuan yang berbeda.

Bukti Nyata Eksistensi Solidaritas Kemanusiaan di Dunia?

Peristiwa Gempa Kahramanmaras bukanlah suatu peristiwa yang dapat dianggap sepele dalam sejarah. Peristiwa ini bahkan meraih perhatian dari sekitar 105 negara di dunia. Peristiwa ini mampu menarik perhatian dan respons dunia internasional yang memiliki perilaku yang berbeda rupa. Melalui peristiwa ini masyarakat internasional didorong untuk mampu tidak hanya memperhatikan keamanan manusia ketika bencana sudah terjadi, tetapi juga didorong untuk mampu memahami lebih dalam terkait dengan bagaimana perilaku yang seharusnya diambil oleh negara dan masyarakatnya. Misalnya terkait dengan tingkat urbanisasi di Turki dan ketidakstabilan politik-ekonomi di Suriah justru menjadi faktor-faktor utama yang memperparah dampak ketika bencana itu terjadi.

Lebih jauh, melalui kacamata salah satu studi Hubungan Internasional, kita dapat memahami bagaimana masyarakat dan dunia internasional harus memposisikan perhatian lebih kepada bantuan-bantuan yang saat ini justru sangat dibutuhkan oleh Turki dan Suriah. Meskipun begitu, setidaknya dalam peristiwa ini dapat terlihat jelas bahwa masyarakat dan dunia internasional telah mampu memainkan perannya masing-masing dalam menjaga menjaga keamanan manusia di dunia ini sebagai bagian dari upaya pelaksanaan HAM sebagai norma universal. Terlepas dari perbedaan perilaku dengan berbagai alasannya, respons dari negara-negara dan aktor internasional lainnya telah berhasil membuktikan bahwa dunia internasional mampu mempertahankan sifat moralitas manusia ketika hal tersebut berkaitan dengan HAM. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa di masa kini, eksistensi solidaritas keamanan manusia masih ada dan masih sangat berpotensi untuk diperbaiki kedepannya.

“We cannot stop natural disasters but we can arm ourselves with knowledge; so many lives wouldn’t have to be lost if there was enough disaster preparedness.” -Petra Nemcova

Penulis

Fransiskus (HI’21), Raja Azhar (HI’22), Ken Prama Abyasa (HI’22), Muhammad Haekal Nasution (HI’22)

Editor

Alya Rachma Diva (HI’21), Ficho Marcelo Parluhutan Sihotang (HI’21)

Referensi

Agarwal, R., & Mazarei, A. (2023, February 16). How to aid Turkey and Syria earthquake victims in the face of political conflict. Peterson Institute for International Economics. https://www.piie.com/blogs/realtime-economics/how-aid-turkey-and-syria-earthquake-victims-face-political-conflict

Ainsworth, D., & Antonio, M. (2023, March 6). Funding tracker: Earthquake relief in Turkey and Syria. Devex. Retrieved March 13, 2023, from https://www.devex.com/news/funding-tracker-earthquake-relief-in-turkey-and-syria-104983

Arabs News. (2023, February 6). UAE pledges $13 million in aid to quake-hit Syria. Arab News. https://www.arabnews.com/node/2245986/timur%20tengah

Associated Press. (2023, February 14). Qatar donates World Cup mobile homes to earthquake survivors. ABC News. https://abcnews.go.com/International/wireStory/qatar-donates-world-cup-mobile-homes-earthquake-survivors-97151857

CNBC Indonesia. (2023, February 9). Tak Seperti Turki, Bantuan ke Suriah Sulit Dilakukan, Kenapa? CNBC Indonesia. https://www.cnbcindonesia.com/news/20230209065717-4-412261/tak-seperti-turki-bantuan-ke-suriah-sulit-dilakukan-kenapa

Deutsche Welle. (2023, February 17). PBB Ajukan Rp15,2 Triliun untuk Korban Gempa Turki-Suriah. DW. Retrieved March 13, 2023, from https://www.dw.com/id/pbb-ajukan-rp152-triliun-untuk-korban-gempa-turki-suriah/a-64737303

Germany Federal Foreign Office. (2023, February 23). Severe earthquakes in Turkey and Syria: Germany and Europe are helping people on the ground. Federal Foreign Office. https://www.auswaertiges-amt.de/en/aussenpolitik/themen/humanitarianassistance/eathquake-turkey-syria/25802 18

Khaleej Times. (2023, February 7). UAE President announces $100-million relief fund for earthquake victims in Syria, Turkey. Khaleej Times. Retrieved March 13, 2023, from https://www.khaleejtimes.com/uae/uae-president-announces-100-million-relief-fund-for-earthquake-victims-in-syria-turkey

Lawder, D., & News, R. (2023, March 21). World Bank estimates Syria’s three-year earthquake recovery needs at $7.9bln. Www.zawya.com. https://www.zawya.com/en/economy/levant/world-bank-estimates-syrias-three-year-earthquake-recovery-needs-at-79bln-ppeu3ajl

OCHA. (2023, March 6). UNICEF Türkiye Humanitarian Situation Report №3 (Earthquake) for 23 February — 01 March 2023 — Türkiye | ReliefWeb. Reliefweb.int. https://reliefweb.int/report/turkiye/unicef-turkiye-humanitarian-situation-report-no-3-earthquake-23-february-01-march-2023

Rihawi, A. S., Hazem. (2023, February 15). Don’t Rely on Assad to Get Aid to Syria’s Earthquake Victims. Foreign Policy. https://foreignpolicy.com/2023/02/15/un-assad-syria-earthquake-aid-victims/

Suleiman, A. H., & Hezaber, H. (2023, March 9). After earthquakes, Syrians utilise new rules to cross from Turkey. Al Jazeera. https://www.aljazeera.com/news/2023/3/9/after-earthquakes-syrians-utilise-new-rules-to-cross-from-turkey

Taylor, H., Hall, R., Henley, J., & Sullivan, H. (2023, February 9). Turkish and Syrian deaths pass 21000 — as it happened. The Guardian. https://www.theguardian.com/world/live/2023/feb/09/earthquake-turkey-syria-in-Turki-2023-live-updates-latest-news-maps-quake-death-toll-kahramanmaras

United Nations. (2023, February 28). Turki-Syria Earthquake Response | United Nations. The United Nations. https://www.un.org/en/Turkey-syria-earthquake-response

USGS. (2023, February 6). General information on Turkey-Syria Earthquake. USGS.gov. https://www.usgs.gov/news/featured-story/m78-and-m75-kahramanmaras-earthquake-sequence-near-nurdagi-turkey-Turki

UNICEF. (2023, March 12). Syria — UNICEF Earthquake Response Humanitarian Situation Report. UNICEF. https://www.unicef.org/syria/media/12401/file/%20Syria-UNICEF-earthquake-response-humanitarian-situation-report-4-12-03-23.pdf

World Bank. (2023, February 9). World Bank Announces Initial $1.78 Billion for Türkiye’s Recovery & Reconstruction Efforts After Earthquake Disaster. World Bank. https://www.worldbank.org/en/news/press-release/2023/02/09/world-bank-announces-initial-1-78-billion-for-turkiye-recovery-reconstruction-efforts-after-earthquake-disaster

Kajima HIMA HI UNPAD
Kajima HIMA HI UNPAD

Written by Kajima HIMA HI UNPAD

Departemen Kajian dan Keilmuan hadir untuk mengangkat dan mengulas berbagai isu Hubungan Internasional yang sesuai dengan perkembangan zaman

No responses yet