Adversaries in Arms: The Escalation of Iran-Israel Tensions
Pendahuluan
Hubungan Iran dan Israel tengah menjadi sorotan dunia internasional untuk kesekian kalinya. Sejak dahulu, hubungan antar kedua negara tersebut memang memiliki lika-likunya. Pada tahun 1950, Iran sempat mengakui kedaulatan Israel dan bahkan ikut dalam merakit resolusi dua negara sebagai anggota Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB). Iran dan Israel juga memiliki hubungan yang baik bila ditinjau dari segi militer dan ekonomi, seperti kerja sama dalam pengembangan sistem rudal dengan nama “Project Flower” dan membangun perusahaan kerja sama dengan nama Trans-Asiatic Oil. Hubungan tersebut perlahan mulai runtuh ketika Ayatollah Khomeini memimpin revolusi berbasis syariat Islam dan memutus semua hubungan dengan Israel, sampai Kedutaan Besar Israel yang berbasis di Teheran diubah menjadi kedutaan Palestina.
Saat ini, hubungan tersebut menjadi semakin panas setelah kedua negara saling menyerang satu sama lain. Pada Senin, 1 April 2024, sebuah serangan udara diluncurkan oleh Israel dan menghancurkan bangunan konsulat Iran yang berada di Damaskus, Suriah. Pertahanan udara Suriah sempat menembak beberapa dari misil yang diluncurkan oleh Israel, namun beberapa masih bisa mencapai gedung dan menghancurkannya. Serangan ini telah membunuh 13 orang dan Iran menyatakan serangan tersebut sebagai sebuah pelanggaran dari kedaulatan negaranya. Di antara korban-korban dalam serangan tersebut, terdapat Brig-Gen Mohammad Reza Zahedi, yang merupakan seorang komandan senior dari pasukan elit Quds, dan Brig-Gen Mohammad Hadi Haji-Rahimi yang merupakan wakilnya. Zahedi adalah salah satu figur yang sangat dikenal di Iran dan telah dipercaya sebagai salah satu target dari pembunuhan Israel sejak lama.
Bila sebelumnya serangan-serangan Israel telah memenuhi standar tinggi sejak serangan besar di Gaza pada Oktober tahun lalu, maka serangan pada tanggal 1 April ini adalah sebuah eskalasi yang serius. Dari serangan ini, Israel menandakan bahwa ia serius soal meningkatkan tekanan kepada musuh-musuhnya. Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amir-Abdollahian, melalui obrolannya dengan Menteri Luar Negeri Suriah, Faisal Mekdad, menyatakan bahwa serangan tersebut adalah sebuah pelanggaran terhadap semua kewajiban dan konvensi internasional. Ia juga menekankan dengan kuat untuk kebutuhannya terhadap respons dari ranah komunitas internasional.
D-Day: Serangan Iran Terhadap Israel
Per 13 April 2024, Iran menyerang Israel dengan meluncurkan 300 drone dan rudal secara bertahap. Peristiwa yang dijuluki “Operation True Promise” ini terjadi setelah serangan terhadap gedung konsulat Iran di Suriah. Serangan berhasil diluncurkan namun dinilai gagal karena berdampak cukup minim dan belum dianggap aksi skala besar terhadap Israel, yang berhasil menangkis sebagian besar dari serangan.
Turki, Yordania dan Irak mengonfirmasi bahwa Iran telah memberikan pemberitahuan 72 jam sebelum serangan ke Israel, namun AS menyanggah kalau Teheran tidak memperingatkan Washington dan baru mengirim pesan setelah serangan dimulai. Seharusnya Washington menerima kabar mengenai serangan ini, berhubung terdapat keberadaan militer dan hubungan baik dengan AS di ketiga negara yang diwanti-wanti sebelumnya oleh Iran.
Mengutip The Washington Post, diketahui Iran menggunakan 120 rudal balistik (Intercontinental Ballistic Missiles), 30 rudal jelajah (Cruise Missiles), dan 170 drone untuk melawan Israel. Pengerahan ≥100 rudal balistik dalam satu gelombang mengasumsikan perkiraan bahwa terdapat kepemilikan sekitar 3,000 rudal balistik di Iran mungkin akurat. Peluncuran rudal secara massal dalam beberapa menit menunjukkan pula Iran benar-benar tidak menghadapi keterbatasan dalam memproduksi rudal dan peluncur di dalam negeri.
Dewasa ini persenjataan rudal Iran memang termasuk yang terbaik di kawasan Timur Tengah dan hampir seluruh rudalnya buatan dalam negeri. Iran menunjukkan taring mereka kepada dunia dalam bentuk kekuatan militer dan kemajuan program senjata dalam negerinya, namun sekaligus mengungkapkan keterbatasan persenjataannya. Amunisi Iran kurang berkualitas dan Israel mengatakan bahwa 99% dari rudal dan drone yang diluncurkan berhasil dicegat.
Menariknya, serangan Iran sebenarnya meniru model yang sering digunakan Rusia untuk menghadapi Ukraina. Namun kerusakan yang ditimbulkan olehnya tidak setimpal karena Iran meremehkan anti-rudal dan pertahanan udara IDF serta faktor jarak perbatasan luas yang dimanfaatkan Israel untuk mencegat serangan. Iran sebaiknya mengambil pelajaran dari serangan ini dan meningkatkan kemampuan menembus pertahanan Israel sebagaimana yang dilakukan Rusia berulang kali terhadap Ukraina.
Israel menggambarkan kerusakan yang terjadi sebagai kerusakan kecil. Namun Thomas Karako selaku Direktur Missile Defense Project dari CSIS menjelaskan jumlah amunisi yang diperlukan untuk menangkis serangan sebenarnya sangat besar, mahal, dan sulit untuk ditiru. Sistem Arrow menembak jatuh sebagian besar rudal balistik di luar atmosfer dan dibantu beberapa “strategic partners”, yaitu Amerika Serikat, Inggris dan Prancis. Pasukan AS membantu Israel atas desakan Joe Biden, yang dengan labilnya menegaskan kembali komitmen Amerika terhadap keamanan Israel meskipun bertolak belakang dengan kritik sebelumnya terhadap perilaku Israel dalam perangnya melawan Hamas di Gaza.
Kemampuan Iran untuk menembus pertahanan udara hanya dengan beberapa rudal balistik besar merupakan tantangan serius bagi Israel. Salah satu dari rudal yang berhasil melewati pencegat menghantam pangkalan udara Israel di gurun Negev. Pertahanan udara Israel memang kuat, namun kemungkinan berhasil menembusnya lebih tinggi jika drone dan rudal dimanfaatkan. Apabila Iran melancarkan serangan bersama sekutu seperti Lebanon dan Yaman, bisa jadi aftermath akan sangat berbeda. Ditambah dengan faktor Hezbollah, kelompok militan pendukung Iran di Lebanon, yang ikut menyerang perbatasan utara Israel. Hezbollah mengatakan mereka meluncurkan “puluhan” roket ke lokasi militer Israel di Golan Heights, dan IDF pun mengidentifikasi empat puluh peluncuran dari wilayah Lebanon.
Peneliti setuju bahwa Iran sulit menimbulkan kerusakan yang lebih masif terhadap Israel melalui cara-cara militer konvensional — karena itu, Iran mengerahkan sedikit dari semua sistem yang mereka miliki ke wilayah Israel atau amunisi yang hanya mewakili sebagian kecil dari kekuatan militer mereka. Serangan Iran dapat diumpamakan uji coba untuk mempelajari pertahanan udara Israel. Mungkin ini menjadi alasan mengapa Iran menerapkan strategi tertentu seperti menggunakan drone yang lambat untuk menduduki pertahanan udara dan membuka jalan untuk amunisi yang lebih canggih. Pejabat Iran memberi isyarat mereka belum menunjukkan senjata paling berbahaya yang mereka miliki. Teheran pastinya akan terus mengkaji ulang semua masalah dan keterbatasan dengan sistem rudalnya.
Israel’s Revenge: Attack on Isfahan
Seminggu setelah serangan tidak terprediksi oleh Iran, Israel membalaskan dendamnya pada 19 April 2024. Serangan pada hari Jumat tersebut merupakan serangan terbaru dalam siklus pembalasan antara kedua negara ini, yang membuat para pemimpin dunia khawatir atas meletusnya perang yang lebih besar. Masih berkeliaran banyak klaim yang bertentangan mengenai skala serangan terhadap wilayah Isfahan beserta tingkat kerusakannya.
Provinsi Isfahan adalah wilayah di pusat Iran yang namanya diambil dari kota terbesar dan paling terkenal dalam sejarah Iran. Wilayah ini menjadi tempat singgah infrastruktur militer Iran yang signifikan, termasuk pangkalan udara, pusat produksi rudal, empat fasilitas nuklir, serta dekat secara geografis dengan situs pengayaan nuklir di Kota Natanz. Sehingga Provinsi Isfahan merupakan salah satu lokasi penting bagi Iran. Sehingga wajar saja apabila Israel memilih Isfahan menjadi target serangannya pada 19 April kemarin.
Israel menghantam sebuah pangkalan udara militer di dekat Isfahan, terbukti oleh citra satelit yang menunjukkan kerusakan pada radar sistem S-300 di Pangkalan Udara Shekari Kedelapan di Isfahan, bagian dari sistem pertahanan situs nuklir Natanz. Terjadi juga serangan terpisah yang digagalkan di Tabriz, wilayah yang berjarak sekitar 500 mil sebelah utara Isfahan. Kantor berita Iran mengatakan suara ledakan terdengar dekat kedua kota tersebut, dan ledakan juga dilaporkan terjadi di Irak dan Suriah meskipun belum ada kejelasan apakah hal tersebut terkait dengan serangan di Isfahan.
Iran mengklaim mereka tidak dihantam rudal, melainkan sebatas tiga drone. Sebaliknya, diduga rudal memang digunakan dalam serangan Israel terhadap pangkalan militer di dekat kota Isfahan, tepatnya rudal air-to-ground buatan lokal dan dijuluki “The Rampage” yang dirancang untuk menembus serta menghancurkan area terlindung seperti bunker menurut produsennya, Israel Aerospace Industries.
Serangan itu dikalibrasi untuk menyampaikan pesan kepada Iran bahwa Israel dapat melewati sistem pertahanan Iran tanpa terdeteksi dan mampu melumpuhkan mereka. Untuk sekarang tidak jelas apakah Iran akan membalas lagi, tetapi beberapa pejabat dan media pemerintah berusaha meredam keparahan dan menghindari untuk menanggapi serangan. TV pemerintah Iran menyiarkan cuplikan Isfahan yang terlihat damai, serta melaporkan fasilitas militer dan nuklir di sana tidak mengalami kerusakan. Badan Energi Atom Internasional (IAEA) turut mengonfirmasi bahwa tidak ada kerusakan pada situs nuklir Iran.
Dampak dari Serangan Iran: Pesan Tersirat?
Walaupun banyak media dan orang berpendapat bahwa penyerangan Iran terhadap Israel merupakan sebuah kegagalan karena mayoritas rudal dan drone yang diluncurkan oleh Iran dapat dihadang oleh pertahanan udara Israel, namun penulis memiliki pandangan yang berbeda mengenai hal ini. Kami berpendapat bahwa serangan yang dilancarkan oleh Iran bukanlah serangan asal-asalan yang membabi buta. Diketahui bahwa Iran menggunakan tiga jenis senjata dalam penyerangan ini, diantaranya adalah ICBM (Intercontinental Ballistic Missiles), Cruise Missiles, dan drone. Penggunaan ketiga jenis senjata ini dinamakan strike package. Dilansir dari U.S. Department of Defense, Strike package sendiri merupakan penggunaan beragam jenis persenjataan udara. Dengan menggunakan tiga jenis senjata tentu Iran memiliki strategi khusus dalam melakukan penyerangan ini
Sebelumnya, perlu diketahui teknis cara kerja ketiga jenis senjata ini. ICBM atau Intercontinental Ballistic Missiles merupakan jenis misil yang terbang membentuk parabola. Dengan demikian, ICBM dapat menjangkau jarak yang jauh, namun mudah diintersep serta ditembak jatuh oleh pertahanan udara Israel. Sedangkan Cruise Missiles merupakan misil yang terbang jauh lebih rendah dari ICBM dan mengikuti bentuk medan sehingga lebih sulit untuk dideteksi dan diintersep oleh pertahanan udara Israel. Sedangkan drone merupakan suatu alat tanpa awak yang terbang, tetapi perlu diketahui bahwa drone sendiri terbang cukup lambat sehingga mudah dihancurkan pertahanan udara musuh.
Tiap senjata yang digunakan memiliki tugasnya masing-masing. Drone bertugas untuk menyibukkan pesawat tempur Israel dan sekutunya sehingga ICBM serta cruise missiles dapat menembus pertahanan Israel. Drone saja tidak cukup, ICBM digunakan oleh Iran untuk membantu drone membuka jalur untuk cruise missiles menyerang objek vital Israel. Dengan demikian, walaupun sebagian besar ICBM, cruise missiles, dan drone yang digunakan oleh Iran berhasil ditembak jatuh di Irak, Yordania, serta Israel, tetapi Iran berhasil menyerang target utamanya, yaitu Markas Udara Nevatim.
Menurut Washington, kurang lebih sekitar sembilan misil berhasil menembus pertahanan udara Israel. Lima diantaranya berhasil menembus salah satu markas udara paling kuat di dunia, Nevatim. Walaupun kelima misil ini hanya memberikan kerusakan minim, seperti hanya merusak pesawat kargo C-130, tetapi berhasilnya ditembus Nevatim memberikan arti lain. Iran yang hanya mengeluarkan ≥100 rudal balistik dari 3.000, berhasil menembus pertahanan udara Nevatim. Lalu apa yang akan terjadi apabila Iran menyerang Nevatim dengan 3.000 rudal balistik? Tentu Nevatim yang merupakan markas udara paling vital di Israel bisa saja hancur.
Tidak hanya Nevatim yang merupakan salah satu pangkalan udara yang terkuat di dunia, terdapat alasan lain mengapa Iran memfokuskan serangannya ke Nevatim. Perlu diketahui bahwa Pangkalan Udara Nevatim hanya berjarak 49 km dari Pusat Riset Nuklir Negev. Walau terdengar jauh, 49 km itu sangat dekat apabila ditempuh dengan rudal balistik yang dapat bergerak hingga 5 mach (rudal balistik hipersonik). Dengan demikian, Nevatim bukan hanya salah satu pangkalan udara terkuat, tetapi juga salah satu target terdekat dari Pusat Riset Nuklir Negev.
Dengan demikian, penulis berpendapat bahwa mungkin saja bahwa Iran mengetahui kapabilitas pertahanan udara Israel yang sangat kuat. Untuk berhasil menembus pangkalan udara terkuat serta terdekat dengan pusat pengembangan nuklir Israel, Iran mengerahkan banyak drone dan rudalnya untuk mengalihkan perhatian pertahanan udara Israel sehingga target utama Iran (Nevatim) dapat ditembus. Maka apakah serangan ini dapat dikatakan sebuah kesuksesan? Menurut kami walaupun mengorbankan banyak sekali persenjataan, namun apabila dapat menyampaikan pesan ancaman kepada Israel dengan menembus pertahanan Nevatim merupakan sebuah keberhasilan yang tidak terlihat.
Dampak dari Serangan Israel ke Isfahan: Balasan Dari Pesan Iran?
Setelah serangan Israel pada tanggal 19 April kemarin, telah ditemukan kerusakan di sistem pertahanan udara di Isfahan. Iran menyatakan bahwa serangan tersebut melibatkan drone yang ternetralisir oleh pertahanan udara mereka. Meskipun senjata yang digunakan oleh Israel masih belum jelas jenisnya, citra satelit telah mendeteksi kalau memang terdapat kerusakan di pusat pertahanan udara Isfahan. Dari gambar satelit tersebut, telah ditemukan kerusakan materi pada struktur dan kendaraan di sekitarnya. Telah ditemukan juga puing-puing di sekitar ,yang sepertinya radar, nampak telah rusak. Kendaraan-kendaraan anti-aircraft yaitu S-300 missile launcher di sekitarnya juga diduga telah berhasil dihancurkan atau dipindahkan dari situs serangan.
Sampai saat ini, belum ada gambaran yang jelas terhadap fasilitas nuklir di Isfahan. Badan Tenaga Atom Internasional juga menyatakan bahwa tidak ada kerusakan pada situs nuklir yang berada di Iran. Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa serangan ini kembali menaikkan tensi di antara kedua negara ini. Intelijen Amerika Serikat menyatakan bahwa Israel harus mempertimbangkan tindakan militer kinetik karena skala serangan Iran yang tidak terduga. Ia juga menyatakan bahwa Israel tidak memberikan spesifikasi dari target serangan, namun lokasi nuklir dan pemukiman bukan termasuk di dalam kategori tersebut. Ditambah oleh Jasmine El-Gamal, seorang mantan Penasihat Timur Tengah untuk Departemen Pertahanan Amerika, yang ikut menambahkan bahwa kedua sisi belum siap untuk perang, namun El-Gamal menyatakan bahwa serangan Israel adalah untuk memberi tahu Iran kalau mereka mengetahui situs nuklir di negaranya, dan mempunyai kapabilitas untuk menyerangnya.
Dilihat dari cara serang dan lokasi target yang Israel pilih, terlihat cukup jelas bahwa terdapat pesan tersirat yang Israel ingin sampaikan kepada Iran dan dunia. Dengan menyerang pangkalan udara di Isfahan pada 19 April, hal ini membuktikan bahwa Israel memiliki kapabilitas untuk menyerang Iran dengan kekuatan yang secukupnya. Pangkalan Udara Isfahan yang hanya berjarak 2 jam perjalanan menggunakan mobil menuju Fasilitas Nuklir Natanz merupakan salah satu pangkalan udara terdekat dengan fasilitas nuklir yang dimiliki oleh Iran. Dengan demikian, dapat diambil sebuah perkiraan bahwa Israel menyerang Isfahan dengan tujuan untuk membalas pesan ancaman yang dikirimkan oleh Iran. Serangan ini menandakan bahwa mereka bisa saja menyerang Fasilitas Nuklir Natanz dengan mudah dan tak terdeteksi.
Kesimpulan
Pada 13 April 2024, dunia dikejutkan oleh serangan Iran kepada Israel. Iran yang meluncurkan 120 rudal balistik (ICBM), 30 rudal penjelajah (cruise missiles), dan 170 drone kepada Israel. Namun hal yang lebih mengejutkan lagi adalah 99% serangan yang dilancarkan oleh Iran berhasil dihadang oleh Israel. Namun apakah hal ini menandakan kegagalan strategi oleh Iran? atau hal ini merupakan bagian dari strategi Iran? Penulis berasumsi bahwa serangan Iran ini bisa dikatakan berhasil dikarenakan berhasil mengenai objek vital bagi Israel yang berdekatan dengan pusat pengembangan nuklir Israel, Pangkalan Udara Nevatim.
Tidak berhenti di situ, pada 19 April 2024, Israel membalaskan dendamnya dengan menyerang Pangkalan Udara Isfahan. Mengapa Isfahan? Markas Udara Isfahan hanya berjarak 45 km dari pusat pengembangan nuklir Iran. Dengan demikian, serangan yang dilancarkan Israel kepada Iran bisa dikatakan sebuah kesuksesan juga.
Lalu, sebenarnya apa yang terjadi di antara kedua negara ini? Apakah kedua negara ini akan berperang secara besar-besaran dan memicu perang dunia ketiga dalam jangka waktu dekat? Penulis berasumsi bahwa Iran dan Israel baru sampai tahap saling mengancam. Iran mengancam Israel yang menyerang kedutaannya di Suriah dengan menyerang Nevatim yang berlokasi dekat dengan pusat pengembangan nuklir Israel. Begitu pula Israel yang menyerang Isfahan yang berlokasi dekat dengan pengembangan nuklir Iran.
Penulis
Fauzan Ilman Firdaus (HI’23), Amelia Rahma Putri Aldrin (HI’23), dan Alifia Pilar Alya Hasani (HI’23)
Editor
Citra Ayu Maharani (HI’22), dan Rivandi Gusniar (HI’22)
Referensi
Al Jazeera Staff. (2024, April 13). Lebanon’s Hezbollah fires “dozens of rockets” at Israeli positions. Al Jazeera. https://www.aljazeera.com/news/2024/4/13/lebanons-hezbollah-fires-dozens-of-rockets-at-israeli-positions
Al-Jazeera Staff. (2024, April 20). Timeline of Iran-israel escalation since the war on Gaza began. Al Jazeera Media Network https://www.aljazeera.com/news/2024/4/19/how-iran-israel-tensions-have-escalated-since-the-war-on-gaza-a-timeline
ISW Press. (2024, April 14). Iran’s attempt to hit Israel with a Russian-style strike package failed… for now. Institute for the Study of War. https://understandingwar.org/backgrounder/iran%E2%80%99s-attempt-hit-israel-russian-style-strike-package-failedfor-now
Mason, J., Rasheed, A., & Nakhoul, S. (2024, February 15). Iran says it gave warning before attacking Israel. US says that’s not true | reuters. Reuters. https://www.reuters.com/world/middle-east/iranian-notice-attack-may-have-dampened-escalation-risks-2024-04-14/
Palumbo, S. S. and D. (2024, April 19). What we know about Israel’s missile attack on Iran. BBC News. https://www.bbc.com/news/world-middle-east-68853402
TOI Staff. (2024, April 21). Report: Israel used air-to-surface missile called “the rampage” in Iran attack. The Times of Israel. https://www.timesofisrael.com/liveblog_entry/report-israel-used-air-to-surface-missile-called-the-rampage-in-iran-attack/
Iran International. (2024, April 19). What we know about Israel’s attack on Iran. https://www.iranintl.com/en/202404196901
Al Jazeera Staff. (2024b, April 19). Iran says Air Defence Systems shot down 3 drones Amid Israel tensions. Al Jazeera. https://www.aljazeera.com/news/2024/4/19/israeli-missiles-hit-site-in-iran-explosions-heard-in-isfahan-report
Indonesia, C. (2024, April 20). Sejarah Hubungan Iran Dan Israel, Kawan Jadi Musuh bebuyutan. internasional. https://www.cnnindonesia.com/internasional/20240419201313-120-1088296/sejarah-hubungan-iran-dan-israel-kawan-jadi-musuh-bebuyutan
Jeremy Bowen, I. E. (2024, April 1). Iran accuses Israel of killing generals in Syria strike. BBC News. https://www.bbc.com/news/world-middle-east-68708923
Marquardt, A., Regan, H., Alkhshali, H., Moshtaghian, A., & Pourahmadi, A. (2024, April 19). Israel has carried out a strike inside Iran, US official tells CNN, as explosions reported near military base. CNN. https://edition.cnn.com/2024/04/18/middleeast/isfahan-iran-explosion-intl-hnk/index.html
Raffi Berg, T. S. and J. B. (2024, April 19). Why have Israel and Iran attacked each other?. BBC News. https://www.bbc.com/news/world-middle-east-68811276
Vasilyeva, N. (2024, April 15). Israel admits Iranian ballistic missiles struck two military bases. The Telegraph. https://www.telegraph.co.uk/world-news/2024/04/15/israel-ballistic-missiles-iran-military-bases-nevatim-negev/
Pleitgen, F. (2024, May 1). CNN gets a rare look at the Iranian missiles and drones that hit Israel. CNN News. https://edition.cnn.com/2024/05/01/middleeast/iranian-missiles-drones-that-hit-israel-mime-intl/index.html